Kamis, 10 Februari 2011

Tekhnik Penilaian Kelas

Saat ini kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu model kurikulum yang sedang dikembangkan di negara kita. Kurikulum berbasis kompetensi berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Salah satu perbedaannya adalah dalam proses penilaian. Pada kurikulum lama penilaian didasarkan atas pertanyaan apa tujuan pembelajaran? Pokok bahasan/sub pokok bahasan apa yang disajikan? Materi apa yang akan diujikan? Dan bagaimana bentuk soalnya? Penilaian lebih menekankan pada penguasaan materi bukan pada kompetensi. Sebaliknya penilaian berbasis kompetensi mengikuti langkah berikut. Kompetensi apa yang akan diujikan? Aspek kemampuan apa yang akan diukur (kognitif, psikomotor atau afektif/value)? Materi apa yang dipilih sebagai bahan ujian? Serta teknik penilaian apa yang digunakan (tes atau non-tes)?

Konsekuensi dari langkah-langkah pada penilaian berbasis kompetensi diperlukan sistem penilaian yang berkelanjutan, dimana penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan mencerminkan masalah dunia nyata dan bersifat holistic atau menyeluruh. Di samping itu diperlukan juga berbagai jenis ukuran serta metode dan criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. Untuk itu pemerintah melalui Depdiknas dan BNSP memberikan pedoman sistem penilaian yang dianggap baru khususnya bagi guru dan masyarakat umumnya. Sistem penilaian yang dikembangkan saat ini disebut sistem penilaian kelas.
     Di saat yang sama muncul istilah baru yaitu sistem penilaian authentic atau otentik. Munculnya dua sistem penilaian yang sedang disosialisasikan saat ini secara jujur membuat penulis bingung. Setelah penulis mencari informasi dari beberapa sumber, khususnya dari internet, maka dalam tulisan ini penulis ingin memberikan sedikit pengalaman dan mencoba untuk memberikan penjelasan sesuai dengan pemahaman penulis mengenai sistem penilaian mana yang dipakai dalam kurikulum berbasis kompetensi, penilaian kelas atau penilaian otentik atau mungkin kedua-duanya.

A. Penilaian Kelas (Classroom Assesment)
     Penilaian kelas atau classroom assessment dan penilaian otentik atau authentic assessment merupakan dua teori penilaian yang berbeda dalam hal fungsi dan teknik penilaian. Penilaian otentik merupakan sistem penilaian yang mengevaluasi apa yang telah dipelajari oleh peserta didik dan menguji keseluruhan kemampuannya. Penilaian lebih ditekankan pada masalah dunia nyata sehingga peserta didik dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan masalah. Sebaliknya teknik penilaian kelas merupakan serangkaian alat dan latihan yang didesain untuk memberikan informasi yang akurat pada guru tentang kualitas belajar siswa. Informasi yang diperoleh tidak digunakan untuk memberikan nilai atau sebagai bahan evaluasi guru tentang siswa. Sebaliknya lebih banyak digunakan untuk memfasilitasi dialog antara siswa dengan guru tentang kualitas proses belajar serta bagaimana upaya meningkatkannya. Penilaian kelas lebih banyak menjawab pertanyaan sejauh mana siswa belajar? Dan seberapa efektif guru mengajar? Sehingga penilaian kelas sering disebut juga sebagai penelitian kelas atau penelitian tindakan kelas.
     Lee Haugen (1999) menjelaskan bahwa teknik penilaian kelas merupakan metoda evaluasi formatif yang memberikan dua tujuan. Pertama, membantu guru untuk menilai tingkat pemahaman siswa tentang materi. Kedua, memberikan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan isi materi pembelajaran, metoda mengajar, dan terutama adalah proses belajar siswa. Evaluasi formatif sangat efektif jika dilakukan. Beberapa keuntungan atau pengaruh yang dapat dihasilkan bagi guru dan siswa bila penilaian kelas sering dilakukan adalah:

Untuk guru
- Memberikan masukan setiap hari dan dapat diaplikasikan segera- Memberikan informasi yang bermanfaat tentang apa yang telah dipelajari siswa tanpa harus menyediakan waktu untuk mempersiapkan tes atau membaca
- Memberikan kesempatan untuk mengetahui miskonsepsi siswa atau ketidakpahaman siswa
- Membantu untuk menemukan hubungan kerja yang baik dengan siswa dan mendorong siswa untuk memahami bahwa belajar mengajar merupakan proses yang terus-menerus dan memerlukan partisipasi serius.

Untuk Siswa
- Membantu mengembangkan penilaian diri dan keterampilan mengelola proses belajar
- Mengurangi perasaan terisolasi dan tidak mampu, khususnya di dalam kelas yang besar
- Meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk berpikir kritis tentang materi yang dipelajari- Membantu menemukan suatu sikap yang menimbulkan tingkat pemahaman dan ingatan yang lama
- Menunjukkan interes dan perhatian guru tentang keberhasilan siswa di dalam kelas.

     Beberapa pendekatan yang dikembangkan pada penilaian kelas di antaranya adalah:
a.       Berpusat pada siswa (student-centered)
b.      Guru sebagai profesional lebih banyak mengarahkan (teacher-directed)
c.       Saling menguntungkan guru dan siswa (mutually-beneficial)
d.      Bertujuan meningkatkan kualitas belajar siswa bukan dijadikan untuk bahan evaluasi atau menilai siswa (formative)
e.       Bersifat khas atau khusus (context-specific)
f.        Proses berkelanjutan (ongoing)
g.       Berakar dari latihan menjadi guru yang baik (rooted in good teaching practice)

     Teknik penilaian berbasis kelas memberikan informasi pada guru sebagai alat evaluasi yang bertujuan untuk:
a.       Mencek atau mengetahui latar belakang pengetahuan siswa
b.      Mengidentifikasiareaataukawasanyangmenimbulkankebingungan
c.       Memberikan kemampuan pada siswa untuk menilai dirinya sendiri tentang tingkatan belajar siswad. Menentukan gaya belajar siswae. Mencapai target dan membangun keterampilan khusus Beberapa contoh teknik penilaian kelas di antaranya adalah one-minute paper, muddiest point, chaint note, dan sebagainya (lihat dalam Teknik Penilaian Kelas).

B. Penilaian Otentik
     John Mueller mendefinisikan penilaian otentik sebagai bentuk asesmen dimana siswa diminta untuk menunjukkan tugas-tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (real-world task) yang menunjukkan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilannya (Authentic Assesment Tool Home Page).
     Di dalam penilaian otentik, penilaian seringkali berdasarkan pada performa siswa. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mereka atau kemampuan (kompetensi) di dalam situasi apapun yang sesuai dengan yang mereka hadapi. Penilaian otentik dilakukan untuk mendapat sesuatu yang bertujuan:
a.       Mengembangkan respon siswa daripada menyeleksi pilihan-pilihan yang sudah ditentukan sebelumnya
b.      Menunjukkan cara berpikir tingkat tinggi (higher order thinking)
c.       Secara langsung mengevaluasi proyek-proyek yang bersifat holistic atau menyeluruh
d.      Mensintesis dengan pembelajaran di kelas
e.       Menggunakan kumpulan pekerjaan atau tugas siswa (portofolio) dalam jangka waktu lama
f.        Memberikan kesempatan untuk melakukan penilaian beragam
g.       Didasarkan dari criteria yang jelas yang diketahui oleh siswa
h.       Berhubungan erat dengan belajar di kelas
i.         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi pekerjaannya.

Bagaimana penilaian otentik dilakukan, diuraikan sebagai berikut:
1.      Mengidentifiksistandar yang akan diberikan kepada siswa
2.      Mengembangkan tugas-tugas atau bentuk kegiatan (task) untuk siswa sehingga siswa diharapkan dapat menunjukkan kompetensi-kompetensi yang telah diidentifikasiatauditentukan.
3.      Mengidentifikasikarakteristikdariperformayangbaikataukriteria untuk setiap tugas atau kegiatan yang telah ditentukan serta kriteri yang akan ditunjukkan oleh siswa ketika telah menguasai seluruh standar kompetensi
4.      Untuk setiap kriteria, dilakukan identifikasi dua atau lebih tingkat performa siswa yang dapat membedakan performa setiap siswa yang berbeda disebut rubrik.

     Di dalam sistem kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar yang dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan standar kompetensi lulusan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan tugas-tugas atau kegiatan (task) dan kriteria dikembangkan oleh guru sesuai dengan indikator yang disusun dalam silabus. Rubrik merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan informasi tentang kompetensi yang dicapai oleh siswa. Bentuk-bentuk rubrik yang dikembangkan oleh pusat pengembangan penilaian di antaranya berbentuk tugs-tugas proyek, unjuk kerja (performance), portofolio atau berbentuk tes tertulis seperti tes pilihan ganda, atau isian. Penilaian otentik mendorong pengintegrasian dari proses pembelajaran, proses belajar dan proses asesmen (penilaian).
     Di dalam model penilaian tradisional, proses pembelajaran sering dipisahkan dari proses asesmen, tes diberikan setelah pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan sudah dikuasai siswa. Di dalam model penilaian otentik tugas-tugas digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan atau keterampilan dan digunakan sebagai kendaraan untuk belajar siswa. Sebagai contoh, ketika siswa dihadapkan pada pemecahan masalahnya guru sebagai fasilitator dalam proses tersebut, dan cara siswa memecahkan masalah itu menjadi suatu penilaian tentang sejauh mana siswa mampu menerapkan konsep-konsep secara bermakna.
     Berdasarkan uraian di atas, penilaian kelas dan penilaian otentik merupakan cara penilaian yang berbeda berdasarkan cara dan tujuannya. Penilaian kelas lebih menekankan pada peningkatan kualitas belajar siswa serta peningkatan metoda pembelajaran guru di dalam kelas dengan melakukan penilaian secara bersama-sama. Hasil penilaian tidak untuk digunakan untuk memberi penilaian kepada siswa
tetapi lebih diarahkan kepada usaha guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Sebaliknya penilaian otentik digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi yang telah ditentukan, dan hasilnya digunakan untuk menilai siswa dalam proses pembelajaran. Di dalam kelas guru disarankan menggunakan kedua jenis penilaian, baik penilaian kelas ataupun penilaian otentik. Penilaian kelas digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan efektifitas pembelajarannya didalam kelas, sedangkan penilaian otentik dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai semua kompetensi yang telah digariskan di dalam silabus, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, apakah siswa layak untuk pindah ke tingkat yang lebih tinggi atau perlu diadakan remediasi untuk kompetensi yang belum dicapainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar